Pada tahun 2009 lalu, Bank Indonesia ( BI ) menerbitkan uang kertas pecahan Rp 2.000. Penerbitan uang emisi 2009 ini memang sesuai dengan janji BI terdahulu, yaitu akan beredar sebelum lebaran.
Bank Indonesia telah melakukan survei terlebih dahulu sebelum menerbitkannya. Hasil survey menyimpulkan, sebagian masyarakat memang membutuhkan pecahan uang dengan nominal Rp 2.000 untuk memudahkan segala transaksi.
Uang pecahan baru ini bergambar Pahlawan Nasional asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Pangeran Antasari. Sedangkan pada sisi sebaliknya adalah gambar tarian adat dayak.
Uang kertas baru yang berwarna dominan abu-abu itu, juga mengakomodasi kebutuhan para tuna netra. Ada kode khusus untuk para tunanetra yang letaknya di samping kanan bagian muka uang. Kode itu berupa kotak persegi panjang yang dicetak secara intaglio.
Dengan penerbitan uang kertas pecahan 2.000, maka ada tujuh jenis uang kertas yang beredar di Indonesia. Enam uang kertas yang sudah beredar masing-masing pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100. 000.
Bahkan, tahun ini Bank Indonesia (BI) merencanakan kembali penerbitan uang logam baru dengan nilai nominal Rp 1.000. Rencananya, dua sisi uang logam baru itu akan menampilkan gambar ikon yang menjadi ciri khas Provinsi Jawa Barat, yakni alat musik angklung dan Gedung Sate.
Dan seiring dengan peredaran uang Rp 2.000 yang lalu, peredaran uang palsu pun ikut menurun. Semoga dengan peredaran uang-uang selanjutnya makin menekan angka peredaran uang palsu, yang sangat merugikan masyarakat.
Kamis, 25 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar